Lembah Harau, ketagihan teriak di dinding ‘Echo’

100_9530

Kepala saya harus mendongak ketika kami sudah memasuki kawasan Lembah Harau, tebing setinggi kurang lebih 200 meter menyambut dengan gagahnya layaknya gerbang selamat datang. Tak heran Lembah Harau dijadikan salah satu destinasi wajib jika berkunjung ke Sumatra Barat.

Lembah Harau terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat yang berjarak kurang lebih 18 km dari Kota Payakumbuh. Harga tiket masuk kawasan Lembah Harau Rp 5.000,00 per orang, relatif murah jika dibandingkan dengan pemandangan yang bisa kita nikmati.

Tidak jauh dari pintu masuk Lembah Harau, terdapat dinding dengan tanda dan tulisan ‘echo’ dengan tangga berundak yang dikotori oleh coretan tangan-tangan jahil. Di tanda ‘echo ini, jika kita berteriak maka suara kita akan memantul pada tebing-tebing disekelilingnya. Sayapun ketagihan sampai mencoba beberapa kali karena takjub.

Echo

Echo

Di kawasan Lembah harau ini terdapat empat air terjun yaitu Air Terjun Aka Barayun, Air Terjun Sarasah Aie Luluih, Air Terjun Sarasah Bunta, Air Terjun Sarasah Murni, dan Air Terjun Sarasah Aie Angek. Karena waktu terbatas saya hanya mengunjungi Air Terjun Sarasah Bunta. Saya menghabiskan waktu cukup lama di Sarasah Bunta ini, air terjun yang tertepa angin membentuk liukan seperti sedang menari. Vegetasi lumut yang menempel pada batuan disekitarnya dengan gradasi warna yang menawan membuat saya enggan cepat-cepat beranjak dari tempat ini. Di sekitar Air Terjun Sarasah Bunta terdapat beberapa kios menjajakan berbagai makanan dan minuman serta beberapa kios lainnya yang menjual berbagai jenis tumbuhan seperti kantong semar, ekor monyet dan lain-lain.

Sarasah Bunta

Sarasah Bunta

Sebelum beranjak pulang saya menyempatkan melihat panorama Lembah Harau dari ketinggian, tangga menanjak curam tidak mengurungkan niat saya. Dari atas tebing inilah saya dapat melihat Hembah Harau dari sisi berbeda, yang pasti sangat cantik dengan hamparan sawah yang seperti dipagari tebing tinggi. Panorama yang terlihat dari sini seperti lukisan yang biasa saya lihat di rumah makan padang, dari sini kita dapat melihat rumah gadang ditengah hamparan sawah yang hijau. Sayangnya, pengunjung ataupun mengelola kurang memperhatikan kebersihan, sering kali saya melihat sampah berserakan membuat pemandangan terganggu. Semoga kedepannya kita semua disadarkan pentingnya menjaga alam sekitar.

Lembah Harau dari ketinggian yang tertutup kabut asap

Lembah Harau dari ketinggian yang tertutup kabut asap

2 thoughts on “Lembah Harau, ketagihan teriak di dinding ‘Echo’

Leave a comment